Pasca ambruknya bangunan Majelis Taklim Asohibiyah di Desa Sukamakmur, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, pada Minggu (7/9), aparat kepolisian dari Polres Bogor bergerak cepat dengan mendirikan posko kesehatan darurat untuk menangani para korban luka.
Kapolres Bogor AKBP Wikha Ardilestanto menyampaikan bahwa sebanyak 70 personel kepolisian telah dikerahkan ke lokasi kejadian. Personel ini terbagi menjadi dua tim, yaitu tim evakuasi dan tim kesehatan.
“Kami menerjunkan 70 personel untuk membantu proses evakuasi dan penanganan medis. Posko kesehatan juga kami dirikan untuk merawat korban yang tidak dirujuk ke rumah sakit,” ujar Kapolres Bogor
Posko kesehatan tersebut ditujukan untuk memantau dan merawat warga terdampak yang tidak memerlukan rujukan ke fasilitas medis yang lebih besar. Beberapa korban yang ditangani di posko termasuk ibu hamil, lansia, dan anak-anak.
“Kami tangani langsung di posko. Beberapa korban tidak dirujuk karena luka ringan atau trauma, terutama kelompok rentan,” jelasnya.
Selain bantuan medis, Polres Bogor juga menerjunkan tim trauma healing yang terdiri dari sejumlah Polisi Wanita (Polwan). Mereka bergerak door to door memberikan pendampingan psikologis kepada korban dan keluarga yang terdampak secara emosional akibat kejadian ini.
“Tim Polwan sudah menyambangi rumah-rumah warga untuk memberikan dukungan psikologis,” tambah Kapolres.
Kapolres menegaskan bahwa fokus utama pihak kepolisian saat ini adalah evakuasi korban, pengamanan lokasi, serta pemulihan pasca-bencana. Pendalaman penyebab ambruknya bangunan akan dilakukan setelah proses tanggap darurat selesai.
“Kami amankan lokasi terlebih dahulu. Penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan setelah semua korban tertangani,” ujarnya.
Insiden ini terjadi saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dihadiri sekitar 150 jamaah, sebagian besar ibu-ibu. Karena kepadatan, sebagian jamaah berada di teras bangunan yang berdiri di pinggir tebing. Teras tersebut akhirnya tak mampu menahan beban dan roboh.
Bupati Bogor Rudy Susmanto mengonfirmasi bahwa jumlah korban mencapai lebih dari 80 orang, dengan rincian 3 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka berat, sedang, maupun ringan. Data BPBD Kabupaten Bogor mencatat bahwa para korban tersebar di sejumlah fasilitas kesehatan, sementara lainnya masih dirawat di posko darurat yang didirikan di lokasi kejadian.










