5 Taruna Akpol Cerdas Mengupas Inovasi Kajian Krusial Pendidikan Stem Sebagai Fondasi Generasi Tangguh Indonesia

Semangat Dharma, Bijaksana, Ksatria yang diemban Akademi Kepolisian (Akpol) tidak hanya tercermin di lapangan, tetapi juga di kancah ilmiah. Lima Taruna/Taruni Akpol menunjukkan kepedulian mendalam terhadap masa depan bangsa melalui penelitian esai berjudul “Membangun Generasi Tangguh Melalui Pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics)”.

Inisiatif para calon perwira ini membuktikan bahwa Polri adalah bagian integral dari upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) nasional, yang siap menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0.

Tim peneliti—yang terdiri dari Alifia Zahra Putri Ariesti, Bagas Satya Rama Pribadi, Raja Aufa Mahasin, Raja Luat Simanjuntak, dan Sefrio Farhan Fadhillah—menegaskan bahwa pendekatan STEM, yang mengintegrasikan sains, teknologi, rekayasa, dan matematika, adalah jawaban paling relevan untuk membentuk karakter resilien dan sikap mental yang adaptif.

Meskipun STEM krusial, para Taruna/Taruni Akpol mengidentifikasi tantangan serius dalam implementasinya di Indonesia. Masalah utama meliputi Keterbatasan kompetensi guru dalam mengajarkan konsep integratif STEM, Minimnya fasilitas laboratorium dan perangkat teknologi, Kesenjangan digital yang lebar antara sekolah di perkotaan dan daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).

Menurut Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol. Hendra Rochmawan, dampak dari penguatan Pendidikan STEM sangat luas, menyentuh pembangunan sosial dan ekonomi. Secara sosial, STEM membentuk pola pikir ilmiah dan rasional. Sementara di sektor ekonomi, ini berkorelasi langsung dengan peningkatan produktivitas tenaga kerja menuju industri berbasis pengetahuan (knowledge-based economy).

Sebagai solusi strategis, tim peneliti merekomendasikan langkah konkret yang komprehensif. Kombes Hendra menyebutkan bahwa rekomendasi utamanya adalah penguatan kapasitas guru sebagai ujung tombak melalui pelatihan rutin yang berfokus pada integrasi lintas disiplin ilmu dan penggunaan teknologi digital.

Langkah ini harus diiringi dengan Pemerataan fasilitas dan akses internet di seluruh sekolah, Pengembangan kurikulum berbasis proyek kontekstual yang mengangkat isu lokal, seperti mitigasi bencana atau pengelolaan sampah, Integrasi penanaman karakter dan mindset technopreneurship sejak dini, Kolaborasi multipihak antara sekolah, pemerintah, dunia industri, dan komunitas.

Penelitian ini ditutup dengan rekomendasi perumusan Peta Jalan (Roadmap) Pendidikan STEM jangka panjang yang terintegrasi. “Jika strategi ini dijalankan secara sistematis dan inklusif, Indonesia akan mampu melahirkan generasi pemimpin inovasi yang memajukan bangsa di era global,” tutup Kombes Hendra.

Exit mobile version