Di tengah perayaan Hari Kartini 2025, sosok Aiptu Kania Dewi, Polwan di Satreskrim Polrestabes Bandung unit pelayanan perempuan dan anak (PPA), menjadi bukti nyata emansipasi wanita di tubuh Polri.
Sudah 24 tahun Aiptu Kania Dewi mengabdikan dirinya untuk melindungi perempuan dan anak di Kota Bandung. Sejak tahun 2001, ia telah menangani berbagai kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak, dengan dedikasi dan empati yang tinggi.
“Saya pernah tangani kasus yang korbannya itu tunadaksa yang ternyata setelah diungkap pelakunya ialah adik kandungnya yang masih SMA,” ujarnya.
Selama bertugas di PPA Satreskrim Polrestabes Bandung, Aiptu Kania Dewi mengatasi berbagai tantangan dalam menangani kasus-kasus sensitif ini. Ia seringkali harus bekerja ekstra dan tak mengenal waktu libur.
“Kalau pun kami libur, itu enggak tenang karena yang namanya kasus seksual tak melihat waktu mau itu malam atau sedang berlibur bersama keluarga, ketika ada pelaku pelecehan seksual ya mau tak mau harus segera ditindaklanjuti,” katanya.
Aiptu Kania Dewi, yang juga seorang ibu dan istri, beruntung mendapat dukungan penuh dari keluarga. Anak-anak dan suaminya memahami tugas berat yang diembannya.
“Alhamdulillah anak sih sudah paham karena memang sejak SD sampai SMA bersekolah sekitar Polrestabes Bandung, sehingga paham betul tugas ibunya sebagai anggota polisi,” katanya.
Aiptu Kania Dewi pernah menangani kasus yang viral, dimana seorang anak SMP dirudapaksa oleh 10 orang setelah berkenalan melalui aplikasi MiChat. Ia tidak pulang selama tiga hari tiga malam untuk mengungkap kasus tersebut.
Dedikasi dan kinerjanya yang luar biasa telah membuahkan penghargaan bergengsi, diantaranya Pin Emas dari Kapolri dan penghargaan dari Kapolda Jawa Barat.
“Tahun lalu itu tahun yang sangat luar biasa bagi saya karena bisa berturut-turut mendapat penghargaan dari pak Kapolres, Kapolda, hingga Kapolri dalam rangka HUT Polwan,” ujarnya.
Aiptu Kania Dewi mengajak para wanita di Indonesia untuk menjadi wanita yang tangguh dan mandiri. “Banyak suka dan duka yang saya alami, seperti sukanya bisa membantu orang-orang terutama korban kekerasan seksual yang dari segi ekonomi menengah ke bawah. Sedangkan dukanya, mungkin lebih ke kurangnya waktu bersama keluarga. Namun, itu tak mengapa lantaran keluarga pun bisa memahaminya sehingga bisa dibawa enjoy (dinikmati),” katanya.
Aiptu Kania Dewi, dengan semangat Kartini, telah membuktikan bahwa perempuan mampu berkontribusi besar dalam membangun bangsa, terutama dalam memberikan perlindungan dan keadilan bagi kaum perempuan dan anak