Kisah Shandy Darmenda, seorang polisi dari Bogor, menginspirasi banyak orang. Shandy, yang merupakan seorang juara menembak di tingkat Jawa Barat, menemukan makna hidup yang lebih dalam dengan mengabdikan diri untuk membantu sesama, terutama dengan menjadi marbot masjid.
Shandy terdorong untuk menjalankan kebaikan setelah mendapatkan hidayah dan terlibat dalam aksi penyemprotan disinfektan di masjid dan musala pada masa awal pandemi COVID-19.
“Waktu itu, kita bergabung dengan teman-teman BPBD untuk membantu membersihkan tempat ibadah,” ungkapnya.
Sejak saat itu, Shandy menjadikan kegiatan sosial sebagai bagian penting dalam hidupnya. Ia menyisihkan waktu untuk membantu teman-temannya di majelis taklim, menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat, dan membersihkan lebih dari 12 masjid. “Saya pernah mengalami titik terendah dalam hidup, dan itu membuat saya semakin memahami pentingnya amal kebaikan,” jelasnya.
Di luar kegiatan sosialnya, Shandy juga aktif di dunia olahraga tembak. Kemampuannya dalam menembak membuatnya menjuarai perlombaan antar-polres se-Jawa Barat pada tahun 2024. “Harapannya tetap Istiqomah, karena konsistensi itu sangat sulit,” ujarnya. Shandy menekankan bahwa meskipun tak ada yang sempurna, yang terpenting adalah berbuat yang terbaik menurut Tuhan.
Shandy mengatakan bahwa kebahagiaan yang paling berkesan dalam hidupnya adalah ketenangan batin yang dirasakannya. Ia bertekad untuk terus memberi, baik dengan memperbaiki fasilitas masjid yang rusak atau membantu masyarakat yang membutuhkan.
Shandy memahami bahwa sebagai manusia yang penuh kekurangan, menerima takdir Tuhan adalah hal yang harus dilakukan dengan penuh kerelaan. “Kita ini hanya makhluk yang diciptakan, jadi jangan merasa kita yang mengatur segalanya,” ujarnya. Kisah Shandy merupakan bukti bahwa kebaikan bisa dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja. Semoga kisahnya menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menjalankan hidup dengan berbuat baik kepada sesama.