Demi ketahanan pangan, Polres Indramayu mengambil langkah nyata dengan mengelola lahan tidur seluas 10 hektare di Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, untuk budidaya jagung. Lahan yang dulunya terbengkalai kini terlihat menghijau dengan tanaman jagung berusia dua pekan, setinggi 30-50 sentimeter.
Ketua Koperasi Konsumen Makmur Lestari, Unang Herman, menjelaskan bahwa lahan ini merupakan milik Perhutani yang diserahkan untuk dikelola oleh empat Kelompok Tani Hutan (KTH).
“Tadinya ini lahan tidur, kurang terurus,” ujar Unang, Sabtu (9/8/2025).
Kerja sama dengan Polres Indramayu ini merupakan bagian dari program ketahanan pangan nasional yang diinisiasi oleh Polri. Rencananya, lahan jagung akan terus diperluas hingga mencapai 300-500 hektare ke depannya. Sebanyak 100 petani yang tergabung dalam KTH dilibatkan untuk mengelola lahan ini.
Dalam penanaman ini, Polres Indramayu tidak hanya menyediakan lahan, tetapi juga berkoordinasi dengan Dinas Pertanian untuk memberikan pendampingan kepada petani. Bahkan, penanaman jagung varietas Hibrida NK Perkasa ini menggunakan teknologi nano dari Korea Selatan.
Unang berharap, dukungan ini dapat meningkatkan produksi jagung. Teknologi nano yang mengurangi penggunaan pupuk kimia dan meningkatkan pupuk organik, terbukti ampuh membuat tanaman jagung tetap subur meskipun di musim kemarau.
“Dengan dukungan Polres Indramayu, produksi jagung petani bisa meningkat,” kata Unang.
Ia menambahkan bahwa dari uji coba sebelumnya, teknologi ini mampu meningkatkan hasil panen dari 5-6 ton menjadi 10 ton per hektare, serta mempercepat masa panen dari 3-4 bulan menjadi 2,5 bulan.
Meski begitu, ia menyampaikan kendala utama yang dihadapi petani adalah harga jual yang masih rendah dan kurangnya pengairan. Unang berharap Polres Indramayu dapat menjembatani penjualan jagung dengan harga yang sesuai pemerintah, yaitu Rp5.500 per kilogram, serta membantu dalam penyediaan air untuk irigasi.
Sementara itu Kasie Humas Polres Indramayu, AKP Tarno, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah wujud nyata kolaborasi antara Polri, kelompok tani, dan mitra strategis lainnya.
“Ini adalah wujud nyata kolaborasi antara Polri, kelompok tani, dan mitra strategis lainnya dalam mendorong kemerdekaan pangan melalui pendekatan teknologi pertanian modern,” katanya.