Polres Cianjur mendesak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat untuk segera merelokasi buaya dari Kampung Gunung Calung, Kawasan Jebrod Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur.
Desakan ini muncul menyusul kejadian jebolnya tembok dinding penangkaran buaya di kampung tersebut akibat hujan deras pada Rabu, 2 Oktober 2024 malam. Kejadian ini mengakibatkan sejumlah buaya dari penangkaran milik Pujianto atau Ko Nuyan kabur ke pemukiman penduduk dan persawahan di sekitar lokasi penangkaran.
Meskipun 5 dari 80 buaya yang kabur berhasil ditangkap kembali dan diamankan di sebuah penangkaran di Sukabumi, kejadian ini menimbulkan kepanikan di Cianjur dan viral di media sosial.
Kapolres Cianjur, AKBP Rohman Yonky Dilatha, menyatakan bahwa pihaknya mendesak pemilik penangkaran buaya dan BKSDA Jabar agar segera merelokasi buaya tersebut mengingat kondisi cuaca saat ini sudah memasuki musim penghujan.
“Tentunya kita harus mengambil langkah-langkah preventif, supaya kekhawatiran itu tidak tejadi,” ungkap AKBP Rohman Yonky Dilatha.
AKBP Rohman Yonky Dilatha menjelaskan bahwa pihaknya telah memintai keterangan dari pemilik lahan dan pihak BKSDA, serta menyampaikan permintaan relokasi kepada pihak-pihak terkait.
Polres Cianjur juga tengah meneliti seluruh dokumen perizinan penangkaran tersebut, mengingat lokasinya tidak jauh dari kawasan permukiman penduduk.
“Sejauh ini, memang masih didalami, ya. Termasuk yang soal surat berita acara penitip perawatan satwa dilindungi,” terangnya.
Sebagai langkah preventif, Polres Cianjur telah menempatkan personel kepolisian di lokasi penangkaran dan area sekitarnya, serta memperluas radius zona berbahaya dengan pemasangan garis polisi.
“Bagaimanapun buaya itu adalah hewan buas, dan jumlahnya tidak sedikit,” ujar AKBP Rohman Yonky Dilatha.
Kehadiran polisi di lokasi penangkaran buaya menunjukkan komitmen Polres Cianjur untuk menjaga keamanan dan keselamatan warga. Polres Cianjur berperan aktif dalam memastikan bahwa situasi tetap terkendali dan mencegah potensi bahaya
