Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jawa Barat membentuk tim khusus untuk memulihkan kondisi psikis dan fisik anak perempuan berusia lima tahun, korban asusila oleh ayah dan pamannya di Kabupaten Garut. “Ya betul, kita membentuk tim untuk fokus membantu memulihkan kondisi psikis korban, termasuk juga kesehatannya, fisiknya,” kata Ketua Forum KPAID Provinsi Jawa Barat Ato Rinanto.
KPAI telah melakukan pendampingan hukum dan memastikan para pelaku, Yusuf Marzuki (24) dan Yusep Muhlisin (30), telah ditangkap dan ditahan. Namun, penanganan KPAI tidak hanya sebatas pendampingan hukum. Tim yang melibatkan psikolog dan pemerintah daerah akan menangani berbagai aspek, termasuk pemulihan kejiwaan dan fisik, perbaikan pola asuh keluarga, dan solusi masalah ekonomi keluarga.
“Kita bersama tim yang melibatkan psikolog dan juga pihak lain dengan pemerintah provinsi dan kabupaten untuk menangani persoalan anak ini,” jelas Ato Rinanto.
Baznas pun akan dilibatkan untuk membantu perekonomian keluarga korban.
Ato Rinanto menekankan pentingnya peran semua pihak, termasuk orang tua, pemerintah, dan masyarakat, dalam melindungi anak dari kekerasan seksual.
“Peran semua pihak untuk proaktif dalam melindungi anak-anak dari segala bentuk kekerasan seksual,” katanya.
Sebelumnya, Polres Garut berhasil menetapkan dua tersangka pelaku kasus pencabulan. Kasus ini terungkap setelah korban mengeluhkan sakit pada bagian kemaluannya. Pemeriksaan medis menunjukkan adanya luka, yang kemudian dilaporkan ke polisi.
Atas perbuatannya Kedua tersangka dijerat dengan pasal tindak pidana pencabulan terhadap anak di bawah umur, dengan ancaman penjara paling lama 15 tahun dan denda Rp5 miliar.