Akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela” pada Jumat (16/5/2025) membagikan klaim [arsip] berupa informasi tentang adanya aplikasi berbasis bluetooth yang dapat mendeteksi penerima vaksin Covid-19. Hingga Selasa (28/5/2025) unggahan telah disukai 65 pengguna dan menuai 17 komentar.
CEK FAKTA :
Klaim “orang yang telah divaksin Covid-19 bisa dideteksi dengan aplikasi berbasis bluetooth” sudah dinyatakan tidak benar oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Tubuh yang sudah divaksin tidak mungkin dapat terkoneksi ke bluetooth. Vaksin terdiri dari sejumlah bahan kimia yang tidak bisa mentransmisikan gelombang radio dari jarak pendek.
Klaim juga telah disebut sebagai mitos oleh Public Health Communications Collaborative (PHCC). Dalam laman resminya , PHCC menegaskan vaksin Covid-19 tidak mengandung mikrocip, termasuk hal-hal yang memungkinkan perangkat terhubung ke bluetooth. Sebagai informasi, PHCC dibentuk pada Agustus 2020 oleh CDC Foundation, de Beaumont Foundation, dan Trust for America’s Health, untuk menyediakan komunikasi yang tak bias tentang pandemi Covid-19.
Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) kemudian memasukkan file aplikasi tersebut ke alat pendeteksi malware atau virus dari IC4.id. Hasilnya didapati file aplikasi tersebut terdeteksi memiliki virus yang berpotensi mencuri data pribadi.
KESIMPULAN:
Unggahan berisi klaim “ada aplikasi berbasis bluetooth untuk mendeteksi penerima vaksin Covid-19” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
RUJUKAN:
https://turnbackhoax.id/2025/05/28/penipuan-ada-aplikasi-bluetooth-pendeteksi-penerima-vaksin-covid-19/