Polisi Air dan Udara (Polairud) Polres Cianjur, Jawa Barat, melakukan evakuasi terhadap 57 perahu nelayan di Pantai Jayanti yang terancam kerusakan akibat gelombang tinggi yang melanda pantai selatan Cianjur. Evakuasi dilakukan sebagai upaya pencegahan kerugian yang lebih besar bagi para nelayan.
Kasatpolairud Polres Cianjur, AKP Asep Machfud, pada Kamis lalu menjelaskan bahwa cuaca ekstrem beberapa hari terakhir telah menyebabkan 61 perahu nelayan tenggelam. Dari jumlah tersebut, 57 perahu berhasil dievakuasi ke darat, sementara empat perahu lainnya hilang terbawa gelombang tinggi.
“Hingga saat ini proses evakuasi perahu yang masih ditambatkan di tengah laut terus berjalan guna menghindari rusak atau tenggelam akibat dihantam gelombang tinggi yang masih terjadi di pesisir selatan Cianjur,” kata AKP Asep.
Polairud Polres Cianjur tidak hanya fokus pada evakuasi perahu. Mereka juga menyiagakan petugas gabungan bersama relawan untuk memberikan imbauan dan peringatan kepada masyarakat dan nelayan agar tidak melaut atau mendekati bibir pantai selama gelombang tinggi masih berlangsung. Pengawasan akan diperketat, terutama pada akhir pekan, dengan melibatkan aparat desa dan kecamatan di pantai-pantai yang ramai dikunjungi wisatawan. Imbauan untuk tidak bermain air atau berenang di pantai juga terus digencarkan.
“Meski kondisi pelabuhan sudah kembali normal, kami masih menyiagakan petugas gabungan guna mengimbau para nelayan tidak melaut sementara dan wisatawan tidak bermain air di pantai apalagi berenang guna antisipasi bahaya di laut,” tambah AKP Asep.
Sementara itu, Humas Rukun Nelayan (RN) Pantai Jayanti, Wawas Samantri, mengungkapkan bahwa keterbatasan kapasitas kolam labuh atau dermaga Jayanti yang hanya mampu menampung sekitar 300 perahu dari total seribu lebih perahu nelayan, memaksa banyak nelayan menambatkan perahu di laut terbuka. Hal ini menyebabkan banyak perahu hanyut dan tenggelam saat cuaca buruk.
“Saat cuaca buruk datang ikatan tidak kuat dan banyak yang hanyut karena dihantam gelombang tinggi, puluhan perahu tenggelam dan baru empat yang dilaporkan hilang terbawa gelombang,” jelas Wawas.
Ia menambahkan bahwa kerugian yang dialami nelayan mencapai ratusan juta rupiah, dan hingga saat ini belum ada bantuan yang diberikan pemerintah.