Insiden keracunan massal yang menimpa ribuan anak sekolah akibat Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) mendorong Kepolisian Resor (Polres) Cimahi untuk bergerak cepat mengungkap penyebab dan kemungkinan adanya unsur pidana dalam kejadian tersebut.
Kapolres Cimahi, AKBP Niko N Adi Putra, menyatakan bahwa pihaknya telah mengambil sejumlah sampel makanan dan minuman yang diduga menjadi penyebab keracunan untuk diuji di laboratorium forensik. “Semua langkah kami tempuh agar penyidikan ini objektif. Hasil lab akan menjadi bukti penting untuk mengetahui sumber keracunan,” ujar Niko, Kamis (2/10/2025).
Penyelidikan dilakukan secara menyeluruh, melibatkan Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Cimahi, dua polsek di bawahnya (Sindangkerta dan Cililin), serta tim dari Ditkrimsus Polda Jawa Barat. Fokus utama polisi adalah tiga titik kejadian, yaitu dua di wilayah Sindangkerta dan satu di Cihampelas. Sejauh ini, belasan saksi telah dimintai keterangan, termasuk beberapa anak yang telah pulih dan bisa memberikan informasi.
Terkait isu adanya korban meninggal, Kapolres menyebut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat menunjukkan tidak ada nama korban meninggal yang tercatat dalam daftar resmi keracunan di wilayah Cihampelas. “Kami masih verifikasi lebih lanjut ke rumah sakit dan pihak keluarga. Semua informasi harus akurat, jangan sampai simpang siur,” ucapnya.
Polres Cimahi juga membuka saluran pelaporan langsung via WhatsApp “Lapor Pak Kapolres” agar keluarga korban atau masyarakat bisa menyampaikan informasi penting. Kapolres menegaskan bahwa penanganan kasus ini dilakukan secara transparan dan sesuai prosedur hukum. Ia pun mengajak masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh informasi yang belum jelas sumbernya dan mempercayakan proses penyelidikan kepada aparat.