Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Bogor pada Sabtu sore (9/8) mengakibatkan bencana banjir dan tanah longsor di beberapa desa di Kecamatan Rancabungur. Sungai Cibeuteung–Setu Moya meluap, menenggelamkan Desa Pasirgaok, Bantarsari, Bantarjaya, dan Cimulang. Banjir tidak hanya merendam rumah-rumah warga, tetapi juga menyebabkan kerusakan infrastruktur, termasuk longsor yang merusak bangunan pesantren di Desa Pasirgaok.
Di tengah kepungan air yang semakin meninggi, dua warga Desa Pasirgaok harus dievakuasi oleh tim penyelamat. Situasi semakin mencekam di Desa Cimulang, di mana seorang warga dilaporkan digigit ular saat banjir melanda. Korban langsung mendapatkan perawatan medis di rumah sakit terdekat. Kejadian ini menyoroti betapa bahayanya banjir, tidak hanya dari kerusakan harta benda, tetapi juga ancaman terhadap keselamatan jiwa.
Menanggapi bencana ini, Kapolres Bogor, AKBP Wikha Ardilestanto, S.H., S.I.K., M.Si., langsung memerintahkan jajarannya untuk bergerak cepat. Kapolsek Rancabungur, Iptu Azis Hidayat, bersama timnya segera menuju lokasi kejadian untuk memastikan keselamatan warga dan melakukan upaya evakuasi. “Kami berkoordinasi dengan Forkopimcam, perangkat desa, dan instansi terkait untuk mencari langkah penanggulangan agar banjir tidak terulang,” ujar Kapolres Wikha.
Upaya penanganan banjir tidak hanya terfokus di Rancabungur. Kapolsek di sejumlah wilayah lain yang terdampak, termasuk Cibinong, Ciampea, Sukaraja, Cijeruk, Cigombong, dan Dramaga, juga memimpin langsung tim evakuasi dan penyaluran bantuan kepada warga yang membutuhkan. Polisi bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk relawan dan petugas BPBD, untuk memberikan pertolongan dan memastikan keamanan warga.
Di tengah kesigapan penanganan bencana, Kapolres Bogor juga menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan bencana. AKBP Wikha mengajak masyarakat untuk lebih aktif menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan kelancaran saluran air di sekitar permukiman. “Peran serta warga sangat dibutuhkan agar risiko bencana dapat diminimalisir,” tegasnya. Ia berharap, dengan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat, kejadian serupa dapat dihindari di masa mendatang.
Bencana banjir dan longsor di Rancabungur menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, khususnya di wilayah yang rawan banjir. Kecepatan respons dan koordinasi yang baik antara kepolisian, pemerintah daerah, dan masyarakat menjadi kunci dalam meminimalisir dampak kerugian dan menyelamatkan jiwa. Upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-banjir juga akan menjadi fokus utama ke depannya, untuk memastikan kehidupan masyarakat kembali normal dan terhindar dari ancaman bencana serupa.